Pages

Monday, March 05, 2012

The rain for a pain


favim.com



Hujan, kenapa kau menambah kesedihanku dengan hadirnya dirimu sekarang?

Karena aku ingin memberikan pelangi indah untuk menghiburmu

Untuk sebagian orang berpendapat bahwa hujan adalah media yang dapat menstimulus orang yang lagi sedih sehingga semakin sedih. Rintik-rintik hujannya itu lho yang nggak nahan, ditambah backsound-nya yang iktu memprovokasi suasana. Alhasil air mata yang tadinya satu tetes demi satu tets, berubah jadi seliter demi seliter (lebaynyaaa..). Apalagi untuk tipe malankolis seperti aku, hujan membuat hati semakin remuk redam dan terjerumus ke kesedihan yang lebih dalam. Biasanya kalau sudah begini, aku sulit untuk bangkit. Aku sulit untuk mengangkat kepala dan berkata bahwa “Aku baik-baik saja”. Butuh waktu lama untuk kembali seperti biasa. Tak jarang aku harus menunggu uluran tangan orang lain untuk kembali semangat.

Mengenai hujan...

Tidak bisa sepenuhnya kita menyalahkan hujan. Kita semakin sedih bukan karena hujan. Hujan tidak salah. Hujan muncul sebagaimana harusnya. Jika hujan muncul, itu berarti harus muncul.  yang seharusnya menjadi pertanyaan adalah, “Kenapa kita sedang sedih ketika hujan turun?”. Jika tidak sedang sedih, belum tentu kita beranggapan bahwa hujanlah penambah kesedihan. Bisa jadi kita berpikir bahwa hujan sangat menyenangkan, membuat hati berbunga-bunga, dan membuat anak-anak kecil tertawa.
Tidak akan ada hamparan hijau tanpau rintik hujan yang menyuburkan tumbuh-tumbuhan. Tidak ada panas terik sepanjang tahun karena datangnya hujan melalui awan-awan mendung. Tidak ada kekeringan karena turunnya hujan yang mengisi sumur-sumur. Lalu, masih bisakah kita menyalahkan hujan?

Bahkan ketika kita masih menyalahkan hujan, dia masih memberikan sesuatu yang berharga untuk kita. Melalui sesuatu ini, seolah mengatakan bahwa, “Tersenyumlah...karena kesedihanmu tiada berguna”. Kau tau apa?

Hujan, kenapa kau menambah kesedihanku dengan hadirnya dirimu sekarang?
Karena aku ingin memberikan pelangi indah untuk menghiburmu

Ya, pelangi.

Hujan memberikan pelangi. Untuk membuat kita tersenyum kembali dari kesedihan. Seolah meminta kita untuk membuang jauh-jauh kesedihan itu dan semangat kembali. Seolah mengatakan banyak cara dari warna-warninya untuk mengatasi masalah sumber kesedihan.
Bukankah hidup memang seperti itu teman?

Ketika kita menghadapi masalah dan hampir putus asa menghadapinya, muncul satu masalah lagi yang membuat hati semakin sedih. Lalu kita berharap satu masalah itu tidak pernah muncul. namun bisa saja satu masalah itu adalah masalah bagi kita tapi menjadi berkah untuk orang lain.

Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Bisa jadi satu masalah itu merupakan titik terang untuk menghadapi masalah-masalah kita yang lain. Bisa jadi satu masalah itu merupakan media untuk membuat kita lebih kuat, tegar, dan semangat menghadapi msalah-masalah sebelumnya dan yang akan datang. Semua bisa jadi. Karena tidak ada sesuatu pun tanpa makna dibaliknya.

“.....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu...” (Al-Baqarah: 216)


Nb: sedikit bingung baca tulisan sendiri, entah tersampaikan tidak maksudnya :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...