Kemarin teledor lagi deh. Seperti
sebelum-sebelumnya. Tapi kali ini lebih parah. Seperti nggak ada kapok-kapoknya
menghilangkan kunci motor…
Sudah nggak bisa dihitung berapa
kali kunci itu hilang. Sebenernya sih nggak hilang. Hanya perasaan dan pikiran
saja yang beranggapan begitu. Lupa menaruhnya dikantung tas sebelah mana. Jadinya
panik sendiri di antara keheningan ruangan kelas, kantin, masjid, dan
tempat-tempat lain. Tangan dengan kasar gerabak gerubuk bongkar isi tas, bahkan
terkadang isi tas dikeluarin semuanya. Ternyata.. kuncinya berada aman di
kantong kecil bagian dalam tas. Fyuh.. lega kalau sudah begitu..
Hanya hal-hal seperti itu yang
terjadi selama ini. Firasat yang mengatakan kunci tidak ada di tas. Lupa menaruhnya.
Tapi ternyata sudah dimasukkan beberapa waktu lalu ke dalamnya. Ini jadi
semacam “shock” terapi setiap hari. Deg-degan
euy..
Pernah sih, waktu itu kuncinya
benar-benar jatuh tanpa sadar karena belum juga dimasukkan ke dalam tas. Waktu itu
sedang menunggu pintu lab yang terkunci dibuka. Padahal pas nunggu itu kita
duduk dan sempet ngobrol-ngobrol dulu. Tapi nggak juga itu kunci dimasukin ke
tas. Sampai akhirnya kita selesai kuliah di lab, duduk lesehan di koridor
bareng semua temen sekelas, aku belum sadar juga kuncinya hilang.
Mungkin temenku itu gemes kali
ya, kok aku sering kelupaan kunci. Sampe sekarang pun nggak sadar kuncinya
hilang. Dia tanya “Fi, ngerasa ada yang hilang ngga? Coba periksa tas kamu.” Setelah
tas diubek-ubek pun aku belum sadar kuncinya hilang. Terus mikir, apa ya barang
berharga yang selalu dibawa? Loadingnya lama banget. Lalu.. ting! Oh iya, kunci
motor!!
Alhamdulillah, untung ditemuin. Kuncinya
jatuh dari pangkuan saat mau masuk lab tadi. Makasiih ya Allah :’)
Setelah kejadian itu, apa aku
masih teledor? Ya nggak lah. Nggak salah lagi ^^”
“Shock” terapi itu selalu saja ada. Entah lupa kalau sebenernya
kuncinya sudah di dalam tas atau lupa memasukkannya dan tergeletak di meja,
pangkuan, dll.
Seperti kemarin. “Shock” terapi itu ada lagi. Tapi kali
ini bener-bener bikin shock. Kuncinya
bener-bener ilang. Sadarnya pun saat magrib, ketika mau pulang setelah acara
kumpul-kumpul akhwat universitas. Semua isi tas dikeluarin. Setiap kantong
kecil diperiksa. Kantong jaket pun sama. Tapi nihil.
Ya Allah, kali ini bener-bener
ilang. Aku pun sadar dimana hilangnya. Pasti di lantai 3, di tangga koridor
ketika menunggu pergantian kelas. Kunci belum dimasukkan ke dalam tas setelah
dari parkiran. Terus saja aku pegang. Aduuhh.. kenapa mengulangi kesalahan yang
sama.
Bener-bener shock lho. Ini udah magrib. Kampus udah sepi dan gelap, ditambah
rintik hujan. Tapi herannya kenapa aku nggak panik? Jantung pun nggak berdetak
kencang. Mungkin karena sudah terlalu lelah sering mendapat “shock” terapi
ini. Hanya bibir saja yang terus mencicit lirih menanyakan kabar kunci. “Kunci..
ayuk dong sayang, balik.” :’(
Kemudian, aku lapor ke satpam. Menyebutkan
ciri-ciri kuncinya, tempat hilangnya dan merek motornya. Alhamdulillah,
temen-temen masih setia menuggu. Pak satpamnya sendiri juga sedang sibuk
periksa STNK motor-motor yang akan meninggalkan kampus. Cuma entah kenapa, dari
respon bapak satpamnya, kok aku yakin ya itu kunci ada di beliau. Aku ditinggal
ngeloyor pergi sama bapaknya yang menuju posnya. Tapa bilang babibu minta aku
mengikuti beliau -__-
Jadi aku ikutin deh itu Bapak
satpam. Terus beliau ngunjukin kunci motor dengan gantungan warna hitam.
“Kuncinya yang ini?”
“Iya paaak~~” Teriak histeris
sendiri. Haha. Lega banget!
Si Bapak cuma senyum-senyum
nahan. Nahan geli kali ya?
“Coba lihat dulu STNK nya!”
Aku unjukin deh itu STNK. Mulailah
dialog antara aku dan si bapak satpam. Mulai dari menanyakan kembali merek
motornya apa, beli tahun berapa, kok bisa ilang, sampai tentang orang yang udah
nyoba bawa kabur ini motor. Akhirnya si Bapak nyuruh aku ngambil motornya di
parkiran dan STNK beliau tahan dulu. Setelah balik dari ambil motor, si bapak
mencocokkan kembali nomor kendaraannya. Then,
he believed this motorcycle is mine :)
Lalu, aku tanya kembali tentang
orang yang pengen bawa motor ini kabur. Beliau bilang bahwa tadi ada cewek yang
mau keluar kampus bawa motor ini. Tapi karena tidak bisa menunjukkan STNK nya,
dia balik lagi ke parkiran.
Yang perlu sodara-sodara tahu
adalah, di kampus itu parkirannya gratis. Jadi sebelumnya tidak pernah ada
pemeriksaan karcis ataupun STNK. Tapi sejak ada salah satu mahasiswa yang
kecurian motor, diterapkan sistem pemeriksaan STNK ketika keluar kampus. Karena
masih tahap sosialisasi, mereka yang lupa bawa bisa memberikan jaminannya
berupa KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) untuk kemudian bisa ditukarkan dengan
menunjukkan STNK nya di lain waktu.
Syukurnya, hari ini batas
sosialisasi itu sudah habis. Jadi kalau tidak bisa menunjukkan STNK nya, maka
tidak bisa ditukar dengan KTM dan harus tetap menaruh motornya disana. Bayangkan,
jika seandainya KTM itu masih berlaku, mungkin motor itu udah lenyap pergi ke
tempat yang jauuuuhhh banget. Si bapak pun mulai memberikan ceramah tentang pentingnya
waspada dan menjaga kunci serta motornya. Cukup lama. Aku manggut-manggut
mendengarkan. Sebelum pergi, nggak lupa aku bilang terima kasih yang
seebanyak-banyaknya.
Memang sih, kaget saat denger
motor ini udah mau dibawa kabur. Kalau itu bener-bener kejadian, orang tua
bakal geger di rumah ngomelin. Tapi feeling
nya kok agak berbeda ya. Entah yang pak satpam itu bilang bener atau hanya
ingin membuat aku ini waspada, jadi membuat cerita yang mendramatisir begitu. Bukannya
mau suudzon. Tapi dari hasil olah TKP membuktikan… wuihh..haha :D
Pertama, pak satpam bilang kalau
yang berusaha membawa kabur motor adalah perempuan. Bukannya ingin meragukan,
tapi apakah perempuan di kampus yang notabene semua berjilbab berani membawanya. Lain
cerita kalau itu adalah laki-laki. Insya Allah aku percaya. #afwan, yang merasa
laki-laki :) . Tapi wallahualam ya, kalau memang perempuan pun juga bisa punya
niat yang buruk seperti itu.
Kedua, dari sekian banyak motor
di parkiran, kok bisa ya menemukan pasangan motor dan kuncinya? Kalau kata
temen sih, “Kan bisa ditebak, fi. Dari jenis kuncinya.” Tapi apa semudah itu
hanya dengan melihat kunci, jadi tahu ini pasti jenis motor ini atau ini. Jika berusaha
mencobanya satu-satu, tentu sudah menjadi perhatian orang-orang di parkiran,
karena memang itu adalah jam pulang. Cukup rame yang ambil motor.
Ketiga, posisi motor di tempat
parkiran tidak berubah. Persis banget pake sangat waktu pertama kali ditaruh. Padahal
parkirannya luas. Apalagi saat ke kampus itu jam setengah 3 sore. Parkiran akan
lebih luas lagi karena banyak mahasiswa yang sudah pulang. Hmm apa iya ya si
pencuri juga kepikiran untuk mengembalikannya persis di posisi semula?
Keempat, kunci rahasia yang ada
di dalam jok motor tetap aktif. Cara kerja kunci itu adalah jika motor
dihidupkan tanpa menonaktifkan kunci rahasia, motornya akan bunyi melengking
dan nggak berhenti sampai dimatikan dulu motornya. Jadi harus buka dulu joknya,
dan matikan kunci rahasianya. Dari yang aku tahu, yang punya kunci rahasia seperti
itu jarang, hanya motor Yamaha aja yang punya. Sedangkan di kampus rata-rata
motornya matic dan bermerek Honda. Makanya,
temen-temen banyak yang bingung kenapa setiap aku turun atau naik motor, selalu
buka joknya. Jadi aku agak sangsi si pencuri ini juga tahu ada kunci rahasia di
dalam jok. Apalagi posisinya ketutupan jas hujan yang aku lipet asal karena
basah. Otomatis, ketika dia langsung menghidupkan motor, sudah pasti kelabakan
waktu denger bunyi warning itu dan
pergi meninggalkan TKP. Hem misal dia memang tahu tentang keberadaan kunci rahasia itu,
apakah ketika tidak berhasil membawa motor itu keluar kampus kemudian
mengembalikannya ke parkiran, sempat terpikir untuk mengaktifkan kembali kunci
rahasia? Seolah-olah motor ini memang belum dibawa pergi. Hmm.. #jadi mikir
sendiri..
Kelima, pencurinya berani banget
ya nekat mau nyoba bawa kabur si motor. Padahal sudah tahu harus menunjukkan
STNK. Misal dia juga tidak tahu tentang batas sosialisasi itu habis, tentu akan
memberikan jaminan KTM nya untuk keluar kemudian dicatat nomor motornya. Nah,
kalau empunya motor itu lapor kehilangan motor, tentu akan dicocokan STNK yang
ada dengan nomor motor-motor yang meninggalkan kampus berdasarkan mereka yang
menggunakan KTM sebagai jaminan. Nah lho, langsung ketahuan dong siapa yang
membawa pergi. Hal yang seperti itu, apa si pencuri nggak kepikiran ya?!
Well, entah bener atau nggak tentang adanya pencuri itu, nggak ingin
diambil pusing. Tetep makasiih banget sama pak satpam. Jadi ngerasa bersalah
juga lho. Dulu aku sempet agak nggak suka dengan sikap beliau yang sok galak
dan sangar. Tapi sebenernya hatinya lembuut banget. Hehe, afwan ya pak :)
Ini juga jadi pelajaran buat diri
sendiri. Allah itu udah baik banget, sabar dengan aku yang teledor. Meski sering
lupa, kunci itu selalu ada. Tapi kali ini mungkin Allah kasih teguran yang
lebih keras, dengan bener-bener hilangnya kunci itu. Pernah denger nggak, “Manusia
melakukan kesalahan itu wajar dan dimaafkan. Tapi jika sudah lebih dari tiga
kali dan tidak berubah, dia termasuk…” apa ya? kok lupa. Itu ada hadist nya. Pokoknya
ya seperti aku ini. Udah berkali-kali tapi nggak juga berubah. Maaf ya Allah. Maaf
sangat. Terima kasih sudah mengembalikan kunci ini lagi. #sujud syukur di
masjid dekat kampus setelah solat magrib.
Ini hikmah buat aku pribadi. Juga
mungkin untuk kamu-kamu yang seorang rider.
Meski hanya hal sepele, tapi akibatnya fatal. Bisa hilang duit berjuta-juta. Keteledoran
itu bisa terjadi pada siapa saja. Kejahatan pun ada dimana-dimana. Tetaplah waspada
dimana pun kamu berada. Waspadalah! Waspadalah!! Hoho..
So, where is your motorcycle’s key?
;)
No comments:
Post a Comment